anda pengunjung yang ke

Senin, 07 Maret 2016



Pengaplikasian Sastra di Sekolah melalui MADING

Lokasi    : SMP NEGERI 26 Makassar
Alamat  : Jl. Muhajirin 2 (Komplek PU Malengkeri), Kec. Tamalate, Makassar

       Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0070.JPG
        Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0082.JPG
Foto bersama Kepala Sekolah SMP NEGERI 26 Makassar
Ruslan S.Pd, MM
          Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0094.JPG
Foto bersama siswi-siswi SMP NEGERI 26 Makassar
         Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0087.JPG

Foto kegiatan penempelan MADING di SMP NEGERI 26 Makassar

        Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0068.JPG

        Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0071.JPG


Pembinaan dan Pengembangan Ilmu Sastra

Description: E:\Hermin SKRIPSI\HERMIN Skripsi OK\Logo unm.jpg

Disusun :
Kelompok 2
1.   Muh. Erwan
2.   Mardina Hammadia
3.   Nur Ainun Ridha
4.   Putri Dekawaty
5.   Rati Dwi Tari


PRODI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015



 Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0076.JPG


         Description: E:\tugas kuliah\print Pemb. dan Peng ilmu sastra\pemb.peng sastra\DSC_0085.JPG


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Penerapan dari Manusia dan Kebudayaan”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.




Makassar, Januari 2016



Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karena perbedaan yang dimiliki seperti factor lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.

Salah satu produk dari kebudayaan adalah tradisi maulid. Cara merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW berbeda di setiap daerah. Dalam pelaksanaan Maulid yang merupakan produk kebudayaan Islam tentu wajar bila ada perbedaaan, baik konsep, metode maupun praktik atau prosesinya, tergantung dalil dari masing-masing orang atau kelompok orang yang ingin merayakannya. Pelaksanaannya dapat juga dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat setempat termasuk di Indonesia.  Seperti halnya di daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, memiliki keunikan tersendiri dalam pelaksanaan acara maulidnya.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan mengenai contoh penerapan hubungan manusia dengan kebudayaan dengan cara menggambarkan kronologi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud manusia dan kebudayaan dan bagaimana hubungan antara manusia dan kebudayaan?
2.      Bagaimana penerapan hubungan antara manusia dan kebudayaan?
3.      Bagaimana kronologi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW?























BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Manusia dan Kebudayaan  Hubungan Antara Manusia dan Kebudayaan

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—budhi—budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya merupakan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

B.   Penerapan Contoh kebudayaan di Daerah
Salah satu produk dari kebudayaan adalah tradisi maulid. Tradisi maulid sudah turun temurun dari nenek moyang dan sampai saat ini masih diteruskan. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, namun tetap tidak melenceng dari tujuan maulid yang sesungguhnya yakni untuk membangkitkan kecintaan kepada beliau (nabi Muhammad SAW) mengenang jasa beliau menyampaikan ajaran Islam kepada kita semua .
Dengan diperingatinya Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah bukan sekadar mengingat saja tetapi kita selaku umat beliau harus mencontoh dalam semua perbuatan dan berusaha melaksanakan sunnah-sunnah beliau, dan mempertahankan sunnah Rasul Muhammad SAW dari segala bentuk penyelewengan dan penyimpangan juga dari serangan mereka yang benci terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW.
Salah satu contohnya peringatan maulid di daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, yang dilaksanakan tepat pada hari Kamis, 24 Desember 2015 di Masjid “Jami Annur Lampoko”. Tradisi maulid di daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, di meriahkan oleh beraneka macam ember yang berisi beraneka macam makanan kemudian di hiasi dengan baik aneka kue, sampai pada telur berwarna yang di tusuk dengan kayu lalu ditancapkan di atas ember. Maulid di daerah Barru selalu identik dengan ember.
Perayaan maulid di daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru,tidak hanya di hadiri oleh orang tua masyarakat setempat tetapi juga dari kaum anak-anak juga ikut menghadiri perayaan maulid. Perayaan maulid diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembawaan hikmah Maulid, jadi masyarakat tidak hanya datang ke masjid untuk membawa embernya tetapi mereka juga dapat mendengarkan ceramah dari ustadz yang dapat bermanfaat untuk mereka.
Berbagai kegiatan perayaan maulid ini merupakan bagian dari kecintaan warga muslim kepada Nabi Muhammad SAW. Dari perayaan ini pula mereka berharap bisa meneladani kepribadian nabi seperti jujur, adil, amanah, dan mengayomi semua masyarakat dari berbagai lapisan.

C.     Kronologi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

1.      Perayaan Maulid di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru  tepat pada hari Kamis, 24 Desember 2015. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan maulid di daerah Barue di meriahkan dengan beraneka macam ember dari segi warna maupun ukuran. Di dalam ember terdapat berbagai jenis makanan seperti Buras, Songkolo, kue Peclok (Burongko), aneka minuman, indomie kemasan, telur yang telah direbus. Berbagai jenis makanan tersebut di buat sendiri oleh masyarakat setempat.
Inilah alat bahan dan proses pembuatannya:








*Beras yang telah dimasak dan di beri santan lalu selanjutnya dibuat songkolo






*bentuk songkolo yang sudah jadi yang di bungkus dengan daun pisang.



*Setelah songkolo dibuat, sekarang pembuatanBuras dan gambar di atas adalah gambar Buras yang sudah dibuat dibungkus dengan daun pisang lalu di ikat sera[pat mungkin agar ketika dimasak isinya tidak akan keluar terhambur.




*Selanjutnya Buras tersebut dimasak dengan panci besar diatas tungku menggunakan kayu bakar sebagai bahan pembakaranya. Buras tersebut dimasak hingga tiga sampai lima jam agar benar benar matang. Jika airnya habis terus tambah hingga empat kali atau sesuai waktu kematangan.

*Inilah hasil Buras yang telah di masak tadi.




*Lalu bembuatan kue peclok. Dan ini kue peclok yang telah di buat dengan di bungkus pula daun pisang, isinya adalah pisang matang yang telah di giling  sampai halus kemudian di beri santan, dicampurkan gula dan telur yang telah di mikser. Lalu di aduk secara merata.

*Inilah gambar ketika kue peclok tersebut di masak.





*Kemudian telur ayam di rebus sebelum semuanya di masukkan dalam ember untuk di bawa ke mesjid.

2.     








Setelah masakan semuanya telah di masak, makanan tersebut dimasukkan ke dalam ember.




3.     



Setelah semua makanan dimasukkan kedalam ember, ember tersebut di beri hiasan jika ingin. Semua sesuai selera dan keinginan. Dan setelah semua di masukkan ember siap dibawa ke mesjid di serahkan kepada panitia yang mengurusi keberlangsungan acara maulid.

4.     



Setelah ember di bawa ke mesjid kemudian semua ember di serahkan kepada panitia lalu di kumpulkan semua. Setelah itu, ember di bagikan kepada orang-orang yang datang untuk ikut merayakan mauilid. Setiap orang yang datang langsung dibagikan ember sebelum masuk ke mesjid dan mengikuti acara maulid.

5.      Acara pertama peringatan maulid dimulai dengan penyambutan dari MC yang membuka acar peringatan sekaligus menyampaikan rangkaian acara. Lalu selanjutnya di hibur dengan persembahan qasidah dari anak sekolah DDI ADDARI Lampoko.







6.      Setelah itu acara pembukaan dan sambutan qasidah, selanjutnya penyampaian hikmah maulid dari Ustadz.


7.      Dengan berakhirnya penyampaian hikmah maulid berarti berakhir pula segala acara.  Kemudian mulailah satu persatu orang-orang pulang meninggalkan tempatnya.




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Salah satu produk dari kebudayaan adalah tradisi maulid. Tradisi maulid sudah turun temurun dari nenek moyang dan sampai saat ini masih diteruskan. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, namun tetap tidak melenceng dari tujuan maulid yang sesungguhnya yakni untuk membangkitkan kecintaan kepada beliau (nabi Muhammad Saw) yang mengenang jasa beliau menyampaikan ajaran islam kepada kita semua .

B.     Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki sebagai penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca buku-buku tentang Manusia dan Kebudayaan  yang lainnya agar pembaca lebih banyak mengetahui lebih jauh tentang  Manusia dan Kebudayaan.
Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang perkembangan Manusia dan Kebudayaan.
Dalam makalah ini hanya menunjukkan satu contoh penerapan dari hubungan antara manusia dengan kebudayaan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan khasanah pengetahuan diharapkan kepada pembaca untuk mencari contoh-contoh yang lain.











DAFTAR PUSTAKA
https://mily.wordpress.com/2008/08/13/makalah-maulid-nabi-saw-psikologi-sosial.