Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Penerapan dari Manusia dan
Kebudayaan”.
Adapun makalah ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Makassar,
Januari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia dan kebudayaan
adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup
dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di
daerah yang di tinggalinya. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi
satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka
kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan
tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya
sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan
disebabkan karena perbedaan yang dimiliki seperti factor lingkungan, faktor alam,
manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman
budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi
yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan
jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.
Salah satu produk dari kebudayaan
adalah tradisi maulid. Cara merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW berbeda di
setiap daerah. Dalam pelaksanaan Maulid yang
merupakan produk kebudayaan Islam tentu wajar bila ada perbedaaan, baik konsep,
metode maupun praktik atau prosesinya, tergantung dalil dari masing-masing
orang atau kelompok orang yang ingin merayakannya. Pelaksanaannya dapat juga
dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat setempat termasuk di Indonesia. Seperti halnya di daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, memiliki keunikan
tersendiri dalam pelaksanaan acara maulidnya.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan mengenai contoh penerapan hubungan
manusia dengan kebudayaan dengan cara menggambarkan kronologi perayaan maulid
Nabi Muhammad SAW.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud manusia dan kebudayaan
dan bagaimana hubungan antara manusia dan
kebudayaan?
2. Bagaimana
penerapan hubungan antara manusia dan kebudayaan?
3. Bagaimana
kronologi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Kebudayaan
Hubungan
Antara Manusia dan Kebudayaan
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—budhi—budhaya dalam
bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang
merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau
ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari
akal dan ikhtiar manusia.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya
merupakan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak
dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan
dari manusia itu sendiri.
B.
Penerapan Contoh kebudayaan di
Daerah
Salah satu produk dari kebudayaan adalah tradisi maulid.
Tradisi maulid sudah turun temurun dari nenek moyang dan sampai saat ini masih diteruskan.
Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad
SAW, namun tetap tidak melenceng dari tujuan maulid yang sesungguhnya yakni untuk
membangkitkan kecintaan kepada beliau (nabi Muhammad SAW) mengenang jasa beliau
menyampaikan ajaran Islam kepada kita semua .
Dengan diperingatinya Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah
bukan sekadar mengingat saja tetapi kita selaku umat beliau harus mencontoh dalam
semua perbuatan dan berusaha melaksanakan sunnah-sunnah beliau, dan
mempertahankan sunnah Rasul Muhammad SAW dari segala
bentuk penyelewengan dan penyimpangan juga dari serangan mereka yang benci terhadap
ajaran Nabi Muhammad SAW.
Salah satu contohnya peringatan maulid di
daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, yang dilaksanakan tepat pada hari
Kamis, 24 Desember 2015 di Masjid “Jami Annur Lampoko”. Tradisi maulid di
daerah Barru, tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, di meriahkan oleh beraneka macam
ember yang berisi beraneka macam makanan kemudian di hiasi dengan baik aneka
kue, sampai pada telur berwarna yang di tusuk dengan kayu lalu ditancapkan di
atas ember. Maulid di daerah Barru selalu identik dengan ember.
Perayaan maulid di daerah Barru,
tepatnya di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru,tidak hanya di hadiri oleh orang tua
masyarakat setempat tetapi juga dari kaum anak-anak juga ikut menghadiri
perayaan maulid. Perayaan maulid diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an,
pembawaan hikmah Maulid, jadi masyarakat tidak hanya datang ke masjid untuk
membawa embernya tetapi mereka juga dapat mendengarkan ceramah dari ustadz yang
dapat bermanfaat untuk mereka.
Berbagai kegiatan
perayaan maulid ini merupakan bagian dari kecintaan warga muslim kepada Nabi
Muhammad SAW. Dari perayaan ini pula mereka berharap bisa meneladani
kepribadian nabi seperti jujur, adil, amanah, dan mengayomi semua masyarakat
dari berbagai lapisan.
C. Kronologi Perayaan Maulid Nabi
Muhammad SAW
1. Perayaan Maulid
di desa Lampoko, Kecamatan Balusu Kabupaten Barru
tepat pada hari Kamis,
24 Desember 2015. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan maulid di
daerah Barue di meriahkan dengan beraneka macam ember dari segi warna maupun
ukuran. Di dalam ember terdapat berbagai jenis makanan seperti Buras, Songkolo, kue Peclok (Burongko), aneka minuman,
indomie kemasan, telur
yang telah
direbus.
Berbagai jenis makanan tersebut di buat sendiri oleh masyarakat setempat.
Inilah alat bahan dan proses pembuatannya:
*Beras yang telah dimasak dan di
beri santan lalu selanjutnya dibuat songkolo
*bentuk songkolo yang sudah
jadi yang di bungkus dengan daun pisang.
*Setelah songkolo dibuat,
sekarang pembuatanBuras dan gambar di atas adalah gambar Buras yang sudah
dibuat dibungkus dengan daun pisang lalu di ikat sera[pat mungkin agar ketika
dimasak isinya tidak akan keluar terhambur.
*Selanjutnya Buras tersebut
dimasak dengan panci besar diatas tungku menggunakan kayu bakar sebagai bahan
pembakaranya. Buras tersebut dimasak hingga tiga sampai lima jam agar benar
benar matang. Jika airnya habis terus tambah hingga empat kali atau sesuai
waktu kematangan.
*Inilah hasil Buras
yang telah di masak tadi.
*Lalu bembuatan kue peclok.
Dan ini kue peclok yang telah di buat dengan di bungkus pula daun pisang,
isinya adalah pisang matang yang telah di giling sampai halus kemudian di beri santan,
dicampurkan gula dan telur yang telah di mikser. Lalu di aduk secara merata.
*Inilah
gambar ketika kue peclok tersebut di masak.
*Kemudian telur ayam di rebus
sebelum semuanya di masukkan dalam ember untuk di bawa ke mesjid.
2.
Setelah masakan semuanya telah di
masak, makanan tersebut dimasukkan ke dalam ember.
3.
Setelah semua
makanan dimasukkan kedalam ember, ember tersebut di beri hiasan jika ingin.
Semua sesuai selera dan keinginan. Dan setelah semua di masukkan ember siap
dibawa ke mesjid di serahkan kepada panitia yang mengurusi keberlangsungan
acara maulid.
4.
Setelah
ember di bawa ke mesjid kemudian semua ember di serahkan kepada panitia lalu di
kumpulkan semua. Setelah itu, ember di bagikan kepada orang-orang yang datang
untuk ikut merayakan mauilid. Setiap orang yang datang langsung dibagikan ember
sebelum masuk ke mesjid dan mengikuti acara maulid.
5.
Acara pertama peringatan maulid dimulai
dengan penyambutan dari MC yang membuka acar peringatan sekaligus menyampaikan
rangkaian acara. Lalu selanjutnya di hibur dengan
persembahan qasidah dari anak sekolah DDI ADDARI Lampoko.
6.
Setelah itu acara pembukaan dan sambutan qasidah,
selanjutnya penyampaian hikmah maulid dari Ustadz.
7. Dengan
berakhirnya penyampaian hikmah maulid berarti berakhir pula segala acara. Kemudian mulailah satu persatu orang-orang
pulang meninggalkan tempatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu produk dari kebudayaan
adalah tradisi maulid. Tradisi maulid sudah turun temurun dari nenek moyang dan
sampai saat ini masih diteruskan. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, namun tetap tidak melenceng dari tujuan
maulid yang sesungguhnya yakni untuk membangkitkan kecintaan kepada beliau
(nabi Muhammad Saw) yang mengenang jasa beliau menyampaikan ajaran islam kepada kita semua .
B. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki
sebagai penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca buku-buku tentang Manusia dan Kebudayaan yang lainnya agar pembaca lebih banyak
mengetahui lebih jauh tentang Manusia dan Kebudayaan.
Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang perkembangan Manusia dan
Kebudayaan.
Dalam makalah ini hanya menunjukkan satu contoh
penerapan dari hubungan antara manusia dengan kebudayaan. Oleh karena itu,
untuk mengembangkan khasanah pengetahuan diharapkan kepada pembaca untuk
mencari contoh-contoh yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://mily.wordpress.com/2008/08/13/makalah-maulid-nabi-saw-psikologi-sosial.